buta, dan tidak ada sekolompok burung lain yg menemaninya. Tidak lama kemudian ada burung lain yang dengan susah payah menghampirinya dengan membawa makanan untuknya. Seharian penuh aku mengamati burung tersebut, dan ternyata ia tak pernah kekurangan makanan, karena ia berulang kali diberi makanan oleh temannya yang sehat." "Lantas apa hubunganya dengan kepulanganmu?" tanya Abu Ishak. "Dari peristiwa tersebut, aku mengambil kesimpulan bahwa Allah adalah sang pemberi Rizqi yang pengasih lagi penyayang. Allah telah mencukupkan Rizqi untuk semua mahluk meskipun tanpa berusaha. Oleh karena itu, Allah SWT pasti juga mencukupkan Rizqiku meskipun aku tidak bekerja. Itulah sebabnya aku segera pulang." jawab Al Balkhi kepada Abu Ishak. Mendengar jawaban tersebut, Abu Ishak pun berkata "Wahai saudaraku, kenapa engkau memiliki pemikiran yang rendah seperti itu? Mengapa engkau rela menyamakan derajatmu sejajar dengan seekor burung yang
buta lagi pincang itu? Mengapa kamu mengikhlaskan dirimu untuk hidup atas belas kasihan orang lain? Mengapa kamu tidak berpikir untuk meniru perbuatan burung yang satunya lagi. Ia berusaha keras untuk mencukupkan kebutuhanya sendiri dan juga kebutuhan saudaranya yang memang tidak bisa berbuat apa-apa. Bukankah engkau sudah tau bahwa tangan diatas itu lebih mulia daripada tangan dibawah". Mendengar jawaban tersebut, Al Balkhi menyadari akan kekeliruanya dalam mengambil pelajaran atau hikmah dari kedua burung itu. Kemudian iapun bangkit dan moho diri untuk melanjutkan perjalananya yang tertunda tersebut. Nabi bersabda yang artinya: tidak ada sama sekali cara yang lebih baik bagi seseorang yang memakan makanan selain dari pada hasil karya tanganya sendiri. Dan serungguhnya Nabiyullah Daud makan dari hasil jerih payahnya sendiri (HR. Bukhari)
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
0 komentar:
Posting Komentar