Pasalnya, tersiar kabar Rabu (5/3) banjir dalam skala besar kembali datang. "Daripada harus bolak-balik lagi, mending kami menunggu sampai tanggal 5 Maret. Karena banyak yang bilang air akan naik lagi," ujar warga setempat Mulyatin, kemarin.
Kendati belum jelas kebenaran kabar tersebut, hampir 500 keluarga di desa tersebut bertahan di lokasi pengungsian seperti bekas Stasiun Juwana, Eks Kantor Kawedanan Juwana, dan SDN Doropayung 01. Sebagian lainnya juga masih berada di rumah kerabatnya yang tidak kebanjiran.
Menurutnya, ada 150 keluarga yang telah 23 hari berada di bekas Stasiun hanya 20 KK saja yang sudah pulang ke rumah. Sisanya masih bertahan di bilik-bilik kecil yang dibuat mereka di tempat itu. "Warga yang rumahnya sudah kering benar saja yang pulang. Karena masih banyak yang tergenang," katanya.
Bersihkan Lumpur
Hingga kemarin, sebagian besar rumah desa setempat yang berada di tepi Sungai Juwana seperti RT 4-5 RW 2, dan RT 3 RW 1, ketinggian air di jalan masih sekitar 75 sentimeter. Sedangkan di dalam rumah bervariasi antara 30-50 sentimeter.
Meski rumah masih digenangi air, mereka yang ada di pengungsian pulang untuk membersihkan lumpur yang menempel di dinding. "Kalau dibersihkan saat sudah kering, susah. Jadi, sedikit demi sedikit kami bersihkan dulu," ucap Hani, warga lainnya.
Isu banjir akan bertambah besar, lanjut Mulyatin, dipercaya karena Jumat (29/2) air naik pada malam hari. Namun, paginya surut kembali karena cuaca cerah.
Terpisah, Kasubdin Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah (Diskimpras) Pati Munjaedi ST menganggap kabar tersebut adalah isu yang tidak benar. Sebab, sepekan terakhir aliran air dari Bendung Wilalung ditutup.
"Memang beberapa hari lalu air naik sekitar 2 cm karena hujan lokal, tapi surutnya juga cepat. Dan hari ini (kemarin-Red) tidak ada hujan serta aliran dari Wilalung nol," jelasnya.
Pihaknya, justru memperkirakan dalam dua pekan ke depan jika cuaca cerah banjir yang menggenangi permukiman di Pati akan surut total. Hal itu menurutnya, bisa dilihat dari elevasi Sungai Juwana yang cenderung turun.
Pada puncak banjir susulan pertengahan Februari lalu, lanjut dia, elevasinya mencapai 100 cm, namun kemarin hanya tinggal 48 cm.(H49-36)Agus Purwanto"
0 komentar:
Posting Komentar