Dalam konteks shalat, maka yang disebut pahala adalah jika shalat kita itu menghasilkan manfaat bagi kehidupan kita. Jika kita sudah menjalani shalat, tetapi belum menghasilkan manfaat bagi diri kita pribadi maupun lingkungan kita secara kolektif, maka sebenarnya shalat kita belum betul. Meskipun kita telah tertib mengikuti tatacara shalat yang diajarkan kepada kita.
Karena, shalat dalam pandangan ini dikatakan sudah benar jika sudah menghasilkan manfaat sesuai fungsinya. Apakah fungsi shalat kita? Di antaranya adalah untuk ‘mengingat Allah’ dan untuk ‘mencegah kita dari perbuatan keji dan munka’,
QS. Thahaa (20) : 14
“Sesungguhnya Aku Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikan sbalat untuk mengingatKu.”
QS. Al Ankabuut (29) : 45
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya sbalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (pahalanya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dua ayat tersebut di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita bahwa shalat kita itu dimaksudkan untuk selalu ingat kepada Allah. Dan dengan selalu ingat kepada Allah, maka kita akan terjauhkan dari perbuatan perbuatan yang keji dan munkar.
Kemudian Allah menegaskan bahwa mengingat Allah itu pahalanya sangatlah besar. Kenapa mengingat Allah punya pahala (manfaat) yang besar? Apakah karena Allah butuh untuk diingat-ingat oleh hambaNya? Bukan demikian. Seperti telah kita bahas di depan, bahwa orang yang selalu mengingat Allah hatinya akan menjadi tentram. Dengan demikian, tujuan utama dari shalat kita itu adalah dzikrullah, selalu ingat Allah.
Kalau memang demikian tujuannya, maka shalat kita dikatakan berhasil (berpahala bermanfaat) jika kita memperoleh 2 hal. Yaitu pertama, selalu merasa dekat dengan Allah, selama shalat maupun sesudah menjalani shalat. Sehingga, kita tidak memiliki rasa takut kepada apa pun, dan selalu merasa tentram. Yang kedua, kita merasa selalu dilihat oleh Allah dalam setiap langkah kehidupan kita, sehingga kita tidak berani melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar. (Dahlia Putri)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar