(Persembahan Untuk Para Sahabat)
Sahabat adalah dorongan ketika engkau hampir berhenti, petunjuk jalan ketika engkau tersesat, membiaskan senyuman sabar ketika engkau berduka, memapahmu saat engkau hampir tergelincir dan mengalungkan butir-butir mutiara doa pada dadamu...Ikhwan and akhwat...moga hati kita dipertautkan karena-Nya
Terimakasih Telah Menjadi Sahabat Dalam Hidup kami

rss

Selasa, 22 April 2008

Kejujuran Nurani Sedulur Sikep, Sawah Tak Boleh Ditambang

KETIKA kejujuran menjadi sesuatu yang berharga mahal dalam kondisi seperti sekarang, sebaliknya hal itu masih bisa dengan mudah didapat di kalangan komunitas Sedulur Sikep.

Sebab, keturunan Mbah Suronggono yang bertahun-tahun tinggal di Dukuh Karangmalang, Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Pati, secara adat adalah penjunjung tinggi kejujuran nurani.

Komunitas tersebut oleh pihak lain lebih dikenal dengan penganut paham Samin, yang sampai sekarang tak pernah lekang oleh perubahan zaman.
Karena itu, ketika Tim PT Semen Gresik Tbk, Senin petang (7/4) lalu berkunjung ke dukuh tersebut, maka sebelum menyampaikan maksud dan tujuannya oleh sesepuh adat yang menerimanya, Mbah Badi, diminta untuk berterus terang.
Dia mengatakan, "Kalih sinten kemawon, Sedulur Sikep niku mboten kulina ngapusi. (Dengan siapapun, Sedulur Sikep itu tidak biasa berbohong (Red)."
Disambut dengan keterbukaan seperti itu, maka wakil dari PT Semen Gresik untuk Divisi Komunikasi, Saifuddin Zuhri pun mengungkapkan maksud kedatangannya serombongan.
Doa Restu
Selain bersilaturahmi juga mohon doa restu berkaitan rencana pihaknya akan membangun pabrik semen, di Desa Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan bahan baku dari batu kapur, dan tanah liat (lempung), yang nanti akan ditambang dari areal persawahan di Desa Gadudero, Kasiyan, dan Baturejo.

Mendengar hal itu, Mbah Badi, dan tokoh sepuh lainnya termasuk Mbah Ndoyo, dan Mbah Toyo pun secara bergantian mempertanyakan, apakah untuk mendapatkan tanah lempung tersebut akan mengenai lahan sawah milik Sudulur Sikep. "Bilih mangke sabin Sedulur Sikep kenging, inggih mboten saget. Bila nanti sawah milik Sedulur Sikep terkena, ya tidak bisa (Red)," kata Mbah Toyo.

Alasannya pun diungkapkan, bahwa sawah merupakan sumber penghidupan keluarga satu-satunya. Sedulur Sikep tidak biasa mencari sumber kehidupan selain bertani/bercocok tanam, karena jual-beli tidak pernah mereka lakukan. Hal itu tidak sesuai dengan paham yang diyakininya. (79-bersambung)


0 komentar:

 
Terimakasih Atas kunjungan Anda, Semoga Semuanya Dapat Memberikan Manfaat Bagi Kita Semua