(Persembahan Untuk Para Sahabat)
Sahabat adalah dorongan ketika engkau hampir berhenti, petunjuk jalan ketika engkau tersesat, membiaskan senyuman sabar ketika engkau berduka, memapahmu saat engkau hampir tergelincir dan mengalungkan butir-butir mutiara doa pada dadamu...Ikhwan and akhwat...moga hati kita dipertautkan karena-Nya
Terimakasih Telah Menjadi Sahabat Dalam Hidup kami

rss

Senin, 22 Oktober 2007

Hikmah Hari Ini

PLANET PALING IDEAL

Allah memilih Bumi sebagai panggung drama kehidupan manusia. Padahal, di alam semesta ini ada bertriliun-triliun benda langit. Dan jutaan di antaranya, diduga mirip dengan Bumi. Akan tetapi, anehnya, sampai sekarang tidak ditemukan sinyal-sinyal kehidupan dari angkasa luar. Langit alam semesta sepi!

Hiruk pikuk kehidupan ternyata hanya terjadi di sebuah planet kecil benama Bumi. Di sebuah tata surya, di pinggir sebuah galaksi berbentuk cakram, bernama Bima Sakti. Allah memilih planet Bumi yang tak ubahnya seperti ‘debu angkasa’ ini, sebagai panggung drama kehidupan manusia...

QS. Al A'raaf (7): 25
Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.

Ayat di atas dengan sempurnanya menjelaskan bahwa sejak awal kehidupannya manusia memang diciptakan di planet ini, selama hidup juga di sini, dan akhirnya mati serta kebangkitannya juga bakal terjadi di Bumi.

Ya, Bumi adalah planet istimewa yang dipilih oleh Allah sebagai panggung drama kehidupan manusia. Tidak ada planet sesempurna ini yang bisa digunakan sebagai tempat hidup makhluk seperti manusia, selama jutaan tahun. Bahkan sampai rusaknya atau kiamatnya Bumi ini. Kemudian masih diteruskan sampai datangnya hari berbangkit.

Di dalam Al Qur’an Allah bercerita, bahwa Bumi yang sudah rusak pun diperbaiki kembali olehNya agar masih bisa digunakan kembali untuk kehidupan manusia di fase Akhirat. Bahwa, kiamat bumi bakal mengalami kerusakan fatal disebabkan oleh serbuan batu angkasa.

QS. Al Mulk : 16-17
Apakah kamu merasa aman terhadap yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,

atau apakah kamu merasa aman terhadap yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana peringatan-Ku?

Begitulah Allah bakal menghancurkan Bumi ini dengan cara mengirimkan badai berbatu dari luar angkasa yang akan menyebabkan musnahnya kehidupan di atasnya. Termasuk manusia. Inilah kerusakan terparah yang bakal dialami oleh Bumi sepanjang sejarahnya yang sudah sekitar 5 miliar tahun.

Namun, Bumi tidak hancur total. Ia masih berbentuk. Bahkan bertambah dengan material dari angkasa luar, yang berasal dari bebatuan angkasa tersebut. Cuma, penghuninya binasa. Bersama lingkungan hidup yang rusak fatal.

Sekian juta tahun kemudian, Allah mengembalikan fungsi Bumi. Bahkan lebih baik dari sebelumnya. Dan, manusia dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya selama hidup di dunia.

QS. Ibrahim (14): 48
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

Keanehan terbesar planet Bumi adalah kondisinya yang sangat ideal untuk bisa memunculkan kehidupan. Padahal, agar bisa terjadi kehidupan, planet ini harus memiliki fasilitas-fasilitas yang bukan main rumitnya. Dan harus terjaga selama miliaran tahun secara otomatis (self controlled).

Di antaranya, Bumi ini harus memiliki daratan. Sebab tanpa daratan, makhluk hidup terutama manusia, tidak akan bisa bertempat tinggal. Tapi, adakah planet yang tidak memiliki daratan? Banyak. Di antaranya adalah planet Yupiter, Saturnus dan Uranus. Ketiga planet itu tidak memiliki daratan. Semuanya gas!

Tentu saja tidak mungkin dihuni oleh manusia. Karena tidak ada tempat berpijak. Akan tetapi, meskipun ada daratan, sebuah planet belum tentu juga bisa dihuni. Daratan di planet Pluto (sekarang bukan termasuk planet lagi) misalnya, adalah air dan gas yang membeku disebabkan oleh suhu yang sangat rendah, sekitar minus 328 derajat Celsius. Dijamin tidak ada makhluk hidup yang bisa tinggal di planet dengan daratan seperti itu.

Atau sebaliknya, daratan di planet Mercurius. Planet ini sangat dekat dengan matahari, sehingga suhunya sangat tinggi, bisa melelehkan logam Timbal. Tentu saja, anda tak akan tahan tinggal di planet ini. Di bagian yang berlawanan dengan daratan yang mendidih itu, daratan Mercurius justru membeku. Kenapa bisa begitu? Karena bagian yang ada di baliknya itu terus menerus membelakangi matahari. Berbeda dengan bagian sebaliknya, yang justru terus menerus menghadap matahari. Karena itu suhu planet ini menjadi sangat ekstrim.

Selain daratan, sebuah planet yang layak huni harus memiliki air. Bumi sangat berkelimpahan dengan air. Sekitar 2/3 permukaannya ditutupi oleh air. Sebuah kondisi yang tidak terjadi pada 'saudara-saudara' Bumi di tata surya ini. Planet yang jauh dari matahari membeku, sedangkan yang dekat matahari mendidih dan menguap.
Tentang keberadaan air itu sendiri sangatlah misterius. Banyak yang memprediksi air yang ada di muka Bumi ini sebenarnya bukan terbentuk di permukaan Bumi, melainkan datang dari luar angkasa.

Kenapa ada pemikiran demikian? Sebab, air yang sedemikian banyak itu memerlukan proses pembentukan yang bukan main berbahaya. Harus melewati suatu ledakan raksasa yang bisa membahayakan Bumi.

Air alias H2O terbentuk karena bereaksinya hidrogen dengan oksigen dalam tekanan yang sangat tinggi. Anda bisa memperoleh gambaran tentang hal itu pada mesin roket.

Bertemunya antara oksigen dan hidrogen bakal menimbulkan energi panas yang luar biasa dahsyatnya. Menyemburkan api. Dan kemudian menghasilkan H2O alias air. Jadi bisa anda bayangkan, bagaimana proses terciptanya air berjumlah miliaran kubik yang menutupi permukaan Bumi ini. Bisa-bisa planet Bumi ini hancur ditelan oleh bom api raksasa yang luar biasa besarnya akibat reaksi yang terjadi.

Maka, banyak ahli berpendapat, air yang ada di permukaan Bumi ini sebenarnya adalah kiriman dari luar angkasa. Datang dalam bentuk bongkahan-bongkahan es membeku seperti komet yang menyerbu Bumi. Air beku itu sendiri terbentuk di zaman purba alam semesta akibat bertemunya oksigen dan hidrogen di luar angkasa sana. Bongkahan-bongkahan es itu sengaja dikirim oleh Allah ke planet Bumi agar terjadi kehidupan di sini. Dan air kiriman itu sengaja dipertahankan menetap di Bumi. Ayat berikut ini bercerita tentang hal itu.

QS. Al Mu'minuun (23): 18
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.

Sebagaimana dijelaskan di bagian akhir ayat, jikalau mau, Allah bisa menghilangkan kembali air yang berlimpah di bumi itu. Caranya sangat gampang. Terlalu gampang buat Allah. Dengan mengubah jumlah pancaran matahari supaya lebih panas dari sekarang misalnya, maka air bakal lebih cepat menguap dan sulit kembali ke Bumi. Anda bisa melihat itu di daerah-daerah padang pasir yang tandus. Hujan sangat jarang terjadi. Mungkin hanya dua-tiga kali saja dalam setahun. Apalagi jika lebih panas.

Cara lain lagi agar air lenyap dari Bumi adalah dengan mengurangi gaya gravitasi Bumi, sehingga molekul-molekul uap air akan terus terbang lebih tinggi dan tidak mau jatuh lagi ke bumi. Atau, dengan mengubah berat molekul air supaya lebih ringan, sehingga awan akan melayang lebih tinggi karena lebih ringan. Dan masih banyak lagi cara lainnya.

Semua mekanisme itu berjalan dengan sangat rapi dan aneh. Seakan-akan ada suatu kekuatan Maha besar yang mengontrol agar air tetap berada di Bumi. Ya, Allahlah yang mengendalikan semua itu secara seimbang: Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi...'

Faktor lainnya lagi yang tak kalah penting untuk menjadikan Bumi sebagai planet yang layak huni adalah atmosfer. Di Bumi tersedia atmosfer yang mengandung oksigen dalam kadar yang pas sekali. Tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit. Jumlahnya sekitar 21% dari udara yang tersedia. Yang terbanyak adalah Nitrogen, yaitu sekitar 78 persen. Selebihnya adalah gas karbon dioksida, dan sejumlah kecil gas-gas lainnya.

Kadar oksigen ini, anehnya bertahan sekitar 21 persen sesuai dengan kebutuhan kehidupan makhluk Bumi. Jika kurang dari itu, akan menyebabkan problem pernafasan. Sebaliknya, kalau melebihi secara radikal bakal menyebabkan proses oksidasi di muka Bumi berjalan tidak terkendali. Diantaranya, tingkat kebakaran dan kekeroposan logam-logam bakal melonjak secara dramatis.

Bahkan, atmosfer ini dalam berbagai keterangan Al Qur’an disebut sebagai ‘atap’ Bumi. Menyelimutinya. Dan menjadi pelindung dari serbuan berbagai benda atau energi yang berbahaya dari luar angkasa.

Di antaranya, atmosfer melindungi Bumi dari batu-batu angkasa yang berseliweran di atas sana. Jika karena sesuatu hal, batu itu jatuh ke Bumi, maka batu itu akan terbakar akibat bergesekan dengan atmosfer.

Lapisan Ozon di bagian atas atmosfer juga berfungsi untuk melindungi makhluk hidup di planet ini dari serbuan ultraviolet. Lapisan magnetosfernya melindungi dari pancaran gelombang elektromagnetik dari angkasa luar. Lapisan ionosfernya berfungsi dalam praktek telekomunikasi. Dan lain sebagainya. Atmosfer yang setebal 1000 km ini benar-benar suatu desain selimut planet yang aneh luar biasa dan bermanfaat buat kehidupan di dalamnya.

Pernahkah juga anda berpikir tentang angin, gunung-gunung dan lembah? Ternyata semua itu diatur sangat presisi untuk memungkinkan terjadinya kehidupan yang nyaman di muka Bumi.

Seandainya Bumi ini tidak memiliki gunung dan lembah, maka permukaan Bumi akan selalu diterjang badai berkecepatan ratusan kilometer perjam. Kenapa bisa demikian? Karena putaran Bumi yang seperti gasing itu telah menyebabkan angin kencang di atmosfernya.

Lantas kenapa itu tidak menyebabkan angin badai? Karena angin itu dihalangi dan diperlambat oleh permukaan Bumi yang tinggi rendah berbentuk gunung dan lembah. Dalam waktu yang bersamaan juga dipengaruhi oleh perubahan tekanan udara di berbagai wilayah Bumi akibat sumbu rotasi Bumi yang miring 23,5 derajat.

QS. An Naml (27): 88
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dan masih banyak lagi ‘keanehan-keanehan’ yang sulit dipahami, kenapa bisa demikian banyak ‘kebetulan’ yang bermunculan demi tercapainya kehidupan di muka Bumi. Padahal apa yang saya ceritakan di atas baru sejumlah kecil variabel yang berkaitan dengan desain Bumi.

Hal yang lebih aneh lagi adalah kemampuan Bumi untuk mempertahankan keseimbangan mekanisme yang ada di dalamnya. Dalam hal penyediaan air bersih misalnya, Bumi memiliki mekanisme penyulingan air yang sangat mengagumkan. Tidak kurang dari 400 miliar ton air disirkulasi setiap tahunnya.

Air dari seluruh daratan Bumi mengalir ke lautan. Berkumpullah ‘air kotor’ dari seluruh aktifitas makhluk hidup daratan. Di lautan itu terjadi berbagai proses biokimiawi dari ekosistem laut untuk ‘membersihkan’ kembali.

Dalam waktu yang bersamaan air samudera itu diuapkan oleh panas matahari menjadi awan. terjadilah penyulingan air laut besar-besaran sepanjang tahun. Awan itu kemudian digiring ke wilayah-wilayah yang membutuhkan air bersih di seluruh permukaan Bumi, dan turun sebagai hujan. Ini sungguh luar biasa! Bayangkan berapa besar energi yang terlibat dalam proses penyulingan dan pendistribusian ratusan miliar ton air itu?

Semua itu terjadi secara otomatis demi berlangsungnya kehidupan di muka Bumi. Bukan hanya saat penciptaan, melainkan untuk menjaga keberlangsungan kehidupan selama miliaran tahun usia planet ini...!
QS. Al Baqarah (2): 22
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

Di ayat berikut ini, Alah bercerita lebih jauh, bagaimana Dia meniupkan angin untuk membawa gumpalan awan berisi air hujan.

QS. Al A'raaf (7): 57
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

Bukan hanya mekanisme air bersih yang menakjubkan, tetapi juga penyediaan berbagai kebutuhan makanan. Planet Bumi ini secara ajaib bisa menyediakan berbagai kebutuhan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya.

Berbagai macam tanaman dan pepohonan menghasilkan buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, biji-bijian, dan beraneka ragam kebutuhan manusia. Darinyalah kita memperoleh sumber karbohidrat, protein dan lemak nabati.

Di sisi lain Allah menyediakan berbagai macam hewan dan binatang ternak. Mulai dari berbagai jenis ikan yang hidup di perairan dan samudera, binatang-binatang yang hidup di daratan, sampai pada beragam unggas yang beterbangan. Semuanya memberikan ragam makanan hewani.

Dan anehnya, mereka memiliki mekanisme otomatis untuk bereproduksi secara berkelanjutan. Kecuali, manusia sudah merusak tatanan keseimbangan ekosistem yang ada. Maka rusaklah mekanisme alamiah itu. Dan rusak pula sumber-sumber makanan kita.


QS. Al Baqarah (2): 164
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

0 komentar:

 
Terimakasih Atas kunjungan Anda, Semoga Semuanya Dapat Memberikan Manfaat Bagi Kita Semua