Senin, 19 November 2007
KECONGKAANKU
perjalanan dosa yang kian menggunung tak mampu untuk aku bendung. Ya Allah, apakah pantas dengan beralaskan iman seseorang tak pernak tetap, aku jadikan sandaran untuk berbuat maksiat? Oh Tuhan, alangkah keji hati ini ketika terucap kata tobat, sedangkan maksiat tak kuasa aku hambat. Begitu rapuhkah keimanan diri ini kepadaMU wahai sang penguasa jagad. Jangankan untuk mencegah kemungkaran dengan lisanku, bahkan dengan hati yang tersisa inipun aku tak sanggup. Yang menyedihkan Tuhan, aku adalah jajaran dari pelaku maksiat itu sendiri.
Ya Allah, ketika perut ini menagih jatah BBM (Bahan Berupa Makanan) masih pantaskah aku memberinya? sedang apa yang dihasilkan darinya hanya akan mendapat murka dariMU. Energi yang ku peroleh dari rizqiMU aku pergunakan untuk melawan aturanMU. Tidak malukah diri ini Ya Allah?! Apakah ini yang dinamakan beriman dan percaya bahwa engkau memang benar-benar ada?! Sudah buta, tulikah diri ini ya Allah hingga tak mampu mendengar peringatanmu yang begitu jelas?
Ya Allah, pantaskah diri ini disebut sebagai manusia, sedang amalan yang kuperbuat tak mencerminkannya sedikitpun. Binatang saja mampu bersyukur atas segala nikmat yang telah kau berikan kepadanya dan tak mengeluh atasnya. tapi kenapa aku tidak. Padahal aku menyandang predikat tertinggi sebagai makluk yang paling mulia jika dibandingkan dengan makluk-makluk ciptaanMU yang lainnya. Apakah karena ini yang membuatku menjadi sombong untuk tidak rukuk dan sujud kepadaMu ya Allah. Sudah hebatkah aku?! Sedangkan jika Engkau mau ya Allah, engkau dapat membolak-balikkan air laut untuk menumpasku laksana tsunami di Aceh.
Ampunilah segala dosa dan kesalahan yang telah dan akan aku perbuat ya Allah. Kepada siapa lagi aku meminta kalau bukan kepada Engkau ya Allah. sungguh maha suci Engkau ya Allah yang begitu sayang kepada hambaMU. Walau diri ini selalu melupaiMU. Kuharapkan keredoanMU. Agar menjadi hamba yang bersyukur. Ampuni aku ya Allah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar