(Persembahan Untuk Para Sahabat)
Sahabat adalah dorongan ketika engkau hampir berhenti, petunjuk jalan ketika engkau tersesat, membiaskan senyuman sabar ketika engkau berduka, memapahmu saat engkau hampir tergelincir dan mengalungkan butir-butir mutiara doa pada dadamu...Ikhwan and akhwat...moga hati kita dipertautkan karena-Nya
Terimakasih Telah Menjadi Sahabat Dalam Hidup kami

rss

Rabu, 26 Maret 2008

Harga urea Rp 88 ribu/zak, Pupuk bersubsidi kembali langka

PATI - Memasuki masa pemupukan tanaman padi sekarang ini, para petani di beberapa desa kembali kesulitan mendapatkan pupuk urea bersubsidi. Sejumlah pengecer resmi urea PKT mengaku, tidak memiliki stok untuk dijual kepada para petani.

Kondisi seperti itu di antaranya terjadi di Desa Bodeh Kecamatan Pucakwangi. Petani tidak bisa mendapatkan pupuk urea bersubsidi, produksi PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Akibatnya, para petani harus membeli pupuk urea lain, produksi PT Kujang dan PT Pusri, dengan harga di atas harga pupuk bersubsidi.

Menurut seorang petani di Desa Bodeh yang dihubungi Wawasan Minggu (23/3) kemarin, sudah sekitar dua minggu ini para petani di desanya kesulitan mendapatkan pupuk PKT. Padahal umur tanaman padi yang ditanam petani rata-rata sudah mencapai tiga minggu, ungkap Gianto.

Petani terpaksa memilih membeli pupuk urea buatan PT Kujang dan PT Pusri yang saat ini juga banyak beredar di desanya. Dikatakan, harga satu zak pupuk urea Kujang saat ini mencapai Rp 84 ribu per zak.

Harga itu lanjutnya, memang cukup tinggi dan memberatkan para petani. Padahal harga pupuk urea PKT bersubsidi sesuai HET yang ditetapkan pemerintah saat ini hanya Rp 60 ribu per zak.

Lebih mahal
Sementara itu harga pupuk urea PT Pusri, dibeli dengan harga lebih mahal lagi. Menurut Gianto, satu zak berisi 50 kg pupuk urea buatan PT Pusri harganya mencapai Rp 88 ribu per zak.

"Kondisi yang terjadi pada saat ini hampir sama dengan yang kami alami pada saat musim tanam pertama lalu. Saat itu pupuk urea PKT juga tidak ada di pengecer, pupuk urea Pusri harus dibelih lebih mahal lagi, sebesar Rp 90 ribu per zak," terangnya.

Sementara itu Wakil Bupati Pati, Kartina Sukawati SE MM, kepada Wawasan berharap peran yang lebih optimal dari tim pengawas distribusi pupuk.

"Jika setiap musim tanam petani harus menghadapi kelangkaan pupuk bersubsidi, ini tentu perlu menjadi perhatian kita semua. Karena itu itu kita berharap pihak distributor dan produsen lebih ketat dalam mengawasi distribusi pupuk sampai ke tangan petani," lanjutnya. Juk/ar

0 komentar:

 
Terimakasih Atas kunjungan Anda, Semoga Semuanya Dapat Memberikan Manfaat Bagi Kita Semua