Dunia Maya dan Orang Hebat

IPTEK yg begitu berkembang pesat diikuti dgn perkembangan daya pikir manusia. Namun sayangnya tidak dibarengi dgn mengembangkan IMTAQ. Sehingga terjadi perkembangan daya pikir yang melebar kemana2 dgn tidak terarah.

Belakangan ini di beberapa milis, terutama di milis tercinta kita ini sering mendiskusikan hal2 yg begitu menarik, terutama kalau dilihat dari tulisan anak2 Pati, yg nota bene sbg Kota Pesantenan. Ternyata anak2 Pati mempunyai jalan pikiran yg hebat dlm mensikapi suatu masalah, karena selain didukung oleh keadaan yg kurang adil yg memaksa utk berpikir dan berpendapat, juga didukung oleh latar belakang pendidikan, yg kebanyakan Sarjana. (Ini dapat diketahui ketika mereka memperkenalkan diri, mereka tdk lupa utk menulis titelnya.)

Tapi selain daripada itu semua, ada sesuatu hal lain yg menjadikan, kenapa anak2 Pati kok begitu kritis. Salah satunya adalah, karena mereka berada di dunia maya. Ketika mengeluarkan pikirannya, mereka berada di depan monitor, yg nota bene adalah benda mati, sehingga kebebasan berpikir mereka tdk ada yg menghambat. Kalaupun ada sesuatu yg salah, mereka tinggal men-delete saja. Belum tentu kalau mereka berhadapan dgn orang lain, mereka akan bisa sekritis itu.
Hal lain yg menjadikan mereka bisa begitu hebat adalah, karena lawan bicaranya tidak kenal siapa dia. Karena bisa saja mereka menyamarkan identitasnya, bisa saja mereka laki2 beranak delapan tapi ngaku bujangan, bisa juga mereka tamatan SMP ngaku ITB, bisa juga mereka kondektur ngaku direktur, bisa juga namanya Siti Parni ngakunya Stefani, itu semua karena orang lain tdk mengenal dan melihat mereka secara langsung.

Yg memprihatinkan saat ini adalah bahan diskusi belakangan ini, yaitu tentang Pati Satu. Bapak Pati Satu, tidak pernah membaca email di sini, bahkan bukan anggota milis ini, tapi tiap hari nama beliau selalu disebut2 orang, bahkan dijelek2kan, dihujat dan difitnah. Yg menjadikan miris hati saya, bagaimana kalau hal ini menimpa pada kita atau keluarga kita atau bapak kita atau paman kita. Bagaimana perasaan kita.

Memang mempunyai pemimpin yg kurang pintar adalah mengecewakan dan dia patut disebut bodoh. Tapi menyiar2kan kejelekan orang lain kepada orang banyak dan membuka aib orang lain di depan umum adalah perbuatan yg hina dan pengecut. Dan kita tahu bahwa orang bodoh adalah lebih mulia daripada orang yg pengecut.

Akhirnya, saya akan menceritakan satu pesan Nabi kepada kita bahwa kita wajib mengikuti pemimpin kita selama dia masih mau mengerjakan sholat dan tdk menyuruh utk mengerjakan maksiat.

Demikian semoga berkenan.

Kawulo Karyanto S Masyi"