Selasa, 30 Oktober 2007
DITUMBUHKAN DARI BUMI
Ada ayat, yang menurut saya agak aneh tentang penciptaan manusia. Setidak-tidaknya kurang lazim dan jarang kita dengar disampaikan oleh para ulama. Ayat itu menceritakan bahwa Allah menciptakan manusia dengan cara ‘menumbuhkan’ dari Bumi.
Kata ‘menumbuhkan’ itulah yang agak aneh kedengaran telinga kita. Karena manusia bukanlah tumbuh-tumbuhan, yang secara jelas kita lihat memang ditumbuhkan Allah dari Bumi. Bagaimanakah memahaminya?
QS. Nuh (71): 14-18
Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kalian dalam beberapa tingkatan kejadian.
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?
Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah Bumi dengan sebaik-baiknya,
kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.
Di ayat-ayat ini Allah menginformasikan proses penciptaan manusia secara kolektif. Karena istilah yang digunakan adalah jamak (kum - kalian), bukan tunggal (ka - kamu).
Ada tiga informasi penting di dalamnya, terkait dengan pembahasan kita kali ini.
Yang pertama, Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan melalui tingkatan-tingkatan tertentu. Tahapan-tahapan yang semakin sempurna. Yang kemudian diibaratkan dengan penciptaan langit yang juga bertingkat-tingkat.
Yang kedua, Allah secara eksplisit menyebut penciptaan manusia dengan cara menumbuhkan dari tanah Bumi (anbatakum minal ardh). Bandingkan dengan ayat-ayat yang menceritakan Allah menumbuhkan tanam-tanaman dari tanah Bumi.
QS. An Nahl (16): 11
Dia menumbuhkan (yunbitu) bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Yang ketiga, Allah menegaskan bahwa suatu ketika nanti manusia akan dikembalikan ke asalnya, yaitu tanah Bumi. Dan setelah itu dibangkitkan lagi, juga dari tanah Bumi.
Ayat-ayat tersebut menarik, karena memberikan gambaran yang luas tentang asal muasal manusia. Bahwa manusia ini memang berasal dari tanah Bumi. Bukan dari tanah planet-planet lainnya di alam semesta ini. Karena itu adalah sangat jelas, bahwa manusia sejak awal memang diciptakan di planet ini. Bertempat di permukaan planet ini. Dan bahan dasar tubuhnya pun diambil dari tanah planet ini.
Maka kita tidak perlu lagi bersusah payah membuat penafsiran bahwa manusia ini diciptakan di angkasa luar. Kemudian dikirim ke Bumi. Dan berkembang biak di sini.
Yang kedua, manusia ini benar-benar dibuat dari bahan asli Bumi secara bertahap dan bertingkat-tingkat. Sebagaimana telah kita bahas dalam bagian sebelum ini. Bahwa manusia diciptakan dari tanah keras yang berproses menjadi tanah gembur alias topsoil. Dimana di tanah itulah seluruh bahan-bahan tubuh kita berada.
Lantas bagaimana cara Allah menciptakan manusia? Allah menjelaskan dalam ayat di atas: dengan cara menumbuhkannya dari Bumi. Wah, berarti seperti tanaman gitu?
Begitulah proses penciptaan manusia, ternyata melewati fase tanaman. Itulah makna ayat-ayat di atas, bahwa Allah menciptakan kita bertahap, kejadian demi kejadian. Dan kemudian menumbuhkan kita dari dalam tanah dengan sebaik-baiknya.
Ayat di bawah ini melengkapi penjelasan di atas, bahwa Dia telah menciptakan manusia dari tanah Bumi. Kemudian kita menjadi berkembangbiak, dan menjadi pemakmurnya.
QS. Huud (11): 61
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari tanah bumi (Ardh) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepadaNya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi mernperkenankan (do'a hamba-Nya)."
QS. Ar Ruum (30): 20
Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah (turab) kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) spesies manusia (basyar) yang berkembang biak.
Jika di ayat sebelumnya Allah menggunakan kata ardh alias tanah Bumi, maka dalam ayat di atas Allah menggunakan kata turab (topsoil) sebagai kualitas terbaik unsur tanah. Kemudian, tiba-tiba muncullah spesies manusia yang berkembang biak.
Jadi kualitas tanah yang paling dekat dengan munculnya spesies manusia adalah turab (tanah gembur-topsoil). Bukan thiin (tanah keras), bukan Shalshal (tanah liat), bukan juga hamaa-in (lumpur hitam), ataupun shalshaalin kalfakhkhar (tanah tembikar).
Karena itu, ketika bercerita tentang penciptaan Adam dan Isa secara lebih spesifik Allah menggunakan kata turab.
QS. Ali lmran (3): 59
Sesungguhnya masalah (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah gembur (turab), kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah dia.
Adam mewakili generasi awal manusia modern, dan Isa mewakili generasi mutakhir, keduanya diciptakan dari turab. Kemudian Allah mengatakan kun fayakun, maka jadilah mereka.
Kata kun fayakun inilah yang sering dipahami secara keliru oleh kebanyakan kita, seakan-akan semua ciptaan Allah tidak melalui proses. Langsung jadi. Padahal, semua berproses mengikuti sunnatullah. Karena memang demikianlah yang dikehendaki olehNya.
Untuk lebih jelasnya, suatu ketika nanti saya akan membahas khusus tentang kalimat perintah kun fayakun ini dalam diskusi tersendiri.
Dalam penciptaan Adam dan Isa yang dikutipkan di atas, hal itu sangat jelas tergambar. Bahwa Isa, sebagaimana Adam, diciptakan dari turab dengan cara diucapi kun fayakun. Tapi, bukan berarti Isa langsung jadi. Ia tetap saja melewati masa kehamilan ibunya: Maryam. Meskipun tanpa pembuahan dari seorang lelaki yang menjadi suaminya. Maka demikian pula Adam, ia dicipta melalui proses bertahap. lewat sebuah kehamilan...
QS. Yaa siin (36): 36
Maha Suci Tuhan yang menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
Allah melakukan proses-proses yang sangat canggih dalam penciptaan makhluk-makhlukNya. Sebagian tumbuh dari Bumi secara langsung, sebagian terjadi pada diri kita sebagai manusia, sebagian lagi pada makhluk yang tidak kita ketahui.
Jadi, pada bagian ini saya ingin memberikan kesimpulan sementara bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah keras yang diproses menjadi tanah gembur alias turab. Dari tanah gembur itulah Allah menciptakan Adam dan semua bangsa manusia dengan cara menumbuhkannya dari Bumi...(Firliana Putri)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar