(Persembahan Untuk Para Sahabat)
Sahabat adalah dorongan ketika engkau hampir berhenti, petunjuk jalan ketika engkau tersesat, membiaskan senyuman sabar ketika engkau berduka, memapahmu saat engkau hampir tergelincir dan mengalungkan butir-butir mutiara doa pada dadamu...Ikhwan and akhwat...moga hati kita dipertautkan karena-Nya
Terimakasih Telah Menjadi Sahabat Dalam Hidup kami

rss

Senin, 07 Januari 2008

Jam kerja

Berapa hari kita bekerja dalam sehari ?
8 jam, 10 jam atau 16 jam plus lembur ?

Berapa duit yang kita hasilkan dari kerja sekian jam tersebut dalam setahun ?
20 juta, 50 juta, 100 juta tau 5 milyar ?

Cukupkah jumlah itu untuk membeli satu biji mata kita atau organ jantung kita atau organ genital kita ? Atau bahkan mungkin cukupkah untuk membeli organ tubuh kita secara lengkap, organ tubuh yang berfungsi sempurna berikut seluruh kenikmatan yang di dapat dari organ tubuh tersebut ?

Cukupkah untuk membeli oksigen yang kita hirup selama ini ?

Cukupkan untuk membeli 100 milyar sel di dalam otak kita yang menyimpan potensi kehidupan yang luar biasa yang sampai saat ini pun bahkan para ahli belum tahu seberapa maksimal kemampuan otak kita ?

oh.... ternyata kita terlahir dalam keadaan yang sangat kaya. Kita lahir dalam keadaan yang memungkinkan kita menjalani hidup ini. Siapa yang memberi atau membekalinya ?

ALLAH

Semua dari ALLAH ternyata. Kenapa kita tidak bekerja saja sama ALLAH ? Pasti gaji kita dari ALLAH tidak terkira ?

Gimana caranya ? Yah... jalankan saja proyek-proyeknya Gusti ALLAH. BERES

Gimana bisa menjalankan proyek-proyeknya Gusti ALLAH, kalau baru niat aja sudah dijegal sama hawa nafsu kita yang diharu biru oleh syetan ?

Gampang.... pegang kuncinya, buka pintunya.

KUNCINYA ADALAH DZIKIR.

Pegang kuncinya, buka pintunya!

Mau meningkatkan kualitas diri secara lengkap (lahiriyah-batiniyah, material-spiritual, dunia-akhirat) - gampang sekali, pegang kuncinya, buka pintunya. Sebagaimana tulisan yang lalu. KUNCINYA ADALAH DZIKIR.

Dzikir yang bagaimana ?

Dzikir yang diajarkan secara khusus yang mempunyai mata rantai - silsilah - otoritas pengajaran dzikir dari Rasulullah SAW.

Agama ISLAM secara lengkap terdiri dari 3 pondasi dasar yaitu IMAN, ISLAM dan IHSAN, sebagaiman hadits yang mengisahkan ketika Rasulullah Muhammad SAW di"test" oleh Malaikat Jibril a.s.

Dari Umar Al Khattab r.a. berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di samping Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul seorang lelaki di hadapan kami yang pakaiannya terlalu putih dan rambutnya terlalu hitam, tidak terdapat padanya tanda-tanda orang yang bermusafir tetapi tidak seorang pun daripada kami mengenalinya. Dia mendekati Nabi SAW, dengan duduk menyandarkan lututnya bertemu dengan lutut Rasulullah dan kedua tapak tangannya diletakkan ke atas kedua paha Rasulullah saw.
Dan dia terus bertanya: "Wahai Muhammad, terangkan padaku mengenai ISLAM."
Maka Rasulullah SAW bersabda, "Islam ialah kamu mengucapkan pengakuan (syahadah): dan kamu dirikan sembahyang, dan kamu keluarkan zakat dan kamu berpuasa (dalam bulan) Ramadhan dan menunaikan haji di Baitullah jika berkemampuan ke sana."Benarlah kamu,". Kata-katanya itu mengherankan kami karena dia yang bertanya dan dia juga yang membenarkannya. Dan seterusnya dia bertanya lagi, "Terangkan padaku mengenai IMAN." Rasulullah bersabda, "Bahwa kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhirat dan ketentuan baik dan buruknya (qadha dan qadar) dari Allah." "Benar," dia mengakuinya dan bertanya lagi: "Terangkan padaku apa itu IHSAN?" Rasulullah berkata, "Ihsan ialah kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, jika tidak sesungguhnya Dia sentiasa memperhatikan kamu." "Benar," jawab lelaki itu.

IMAN nantinya berkembang menjadi displin ilmu Tauhid - ilmu ketuhanan.
ISLAM nantinya berkembang menjadi displin ilmu Fiqh - tata cara ibadah dan muamalah.
IHSAN nantinya berkembang menjadi disiplin ilmu Tasawuf - manajemen qolbu dengan amaliahnya yaitu Thoreqoh.

Namun yang terus diajarkan secara terus menerus pada masyarkat umum kebanyakan hanya IMAN dan ISLAM, sedangkan IHSAN sering tidak mendapat perhatian secara khusus, padahal sesungguhnya IHSAN itulah yang merupakan intisari dalam beragama, yaitu bagaimana kita mengenal ALLAH. Karena dengan mengenal ALLAH bukan hanya secara teori bahwa Allah itu ada melainkan Haqqul Yaqin akan ALLAH - benar-benar merasakan Allah - maka kita akan ridho kalau ALLAH tuhan kita dan kitalah hamba. Bila kesadaran itu sudah menyatu dalam diri kita maka kita akan dengan ringan menjalankan seluruh yang disyariatkan (ISLAM) bukan karena terpaksa atau karena adanya surga ataupun neraka, tetapi karena kita IMAN kepada ALLAH. Di situlan manisnya iman dan islam baru dapat kita rasakan.

Kembali ke masalah dzikir, karena dzikir sebagi kunci "pembuka pintu" tersebut haruslah yang mempunyai silsilah otoritas pengajaran, maka tidak sembarang orang yang bisa mengajarkan dzikir tersebut. Dzikir tersebut harus berfungsi sebagai biji iman yang ditanamkan ke dalam tanah qolbu kita dan dapat mensucikan qolbu kita sehingga nanti dapat membuahkan akhlaqul karimah.

Selama ini sering kita melaksanakan ritual peribadahan, menghadiri pengajian, mendengarkan ceramah, mengikuti berbagai pelatihan EQ, SQ, QQ dan sebagainya. Tetapi mengapa kita belum berubah juga, semua itu rasanya sebatas teori, jiwa kita kering, qolbu kita gersang, mengapa kita belum bisa merasakan ALLAH selalu hadir dalam tiap detik kehidupan kita.

Masalah utamanya ya itu tadi. Hati kita belum tersucikan, biji iman belum benar-benar tertanam.

Lalu siapa yang meneruskan Rasulullah melakukan pengajaran tersebut ?

Yaitu seorang Mursyid Kamil Mukammil - Guru Ruhani yang Sempurna dan dapat Menyempurnakan. (Firliana Putri)

0 komentar:

 
Terimakasih Atas kunjungan Anda, Semoga Semuanya Dapat Memberikan Manfaat Bagi Kita Semua