(Persembahan Untuk Para Sahabat)
Sahabat adalah dorongan ketika engkau hampir berhenti, petunjuk jalan ketika engkau tersesat, membiaskan senyuman sabar ketika engkau berduka, memapahmu saat engkau hampir tergelincir dan mengalungkan butir-butir mutiara doa pada dadamu...Ikhwan and akhwat...moga hati kita dipertautkan karena-Nya
Terimakasih Telah Menjadi Sahabat Dalam Hidup kami

rss

Kamis, 06 Maret 2008

Banjir masih tersisa, ke sekolah pakai sendal jepit

SEPINTAS suasana belajar para siswa di SD Mintobasuki 02 Kecamatan Gabus, Pati, tidak berbeda dengan sekolah lainnya. Saat Wawasan datang ke sekolah tersebut, Selasa (4/3) pagi, hampir semua siswa terlihat belajar dengan tenang di dalam kelas mereka dengan dibimbing guru kelas masing-masing.

Kondisi cukup unik akan terlihat jika kita mengamati bagian teras sekolah. Puluhan sendal jepit terlihat terjajar rapi di atas tembok pagar teras sekolah. Sendal itu adalah milik para siswa yang sedang mengikuti pelajara di dalam kelas.

Saat ini mereka memang harus berangkat ke sekolah dengan menggunakan sendal jepit karena kondisi jalan desa yang masih terendam air banjir. Bahkan halaman SDN Mintobasuki 02 sampai saat ini masih digenangi air sisa-sisa banjir, meskipun ketinggiannya hanya tinggal sekitar 20 cm.

Menurut Kepala SD Mintobasuki 02, Paiman, sebagian siswanya baru mulai masuk sekolah sejak Senin (2/3) kemarin gara-gara banjir. Sedangkan siswa kelas enam, lanjutnya, sudah masuk sejak satu pekan sebelumnya.

Dijelaskan, sebelumnya siswa kelas tiga sampai kelas enam sempat diliburkan selama satu pekan karena kondisi sekolah yang terendam banjir. Sedangkan siswa kelas satu dan dua, imbuhnya, malah sudah dua pekan libur karena sebab yang sama.

Dua pekan
"Untuk siswa kelas satu dan dua, baru Senin kemarin masuk sekolah, sebelumnya kami tidak berani memaksa mereka untuk belajar di sekolah karena air banjir memang cukup tinggi. Kalau kelas enam, sudah masuk sejak satu pekan lalu," imbuh Paiman.

Saat banjir yang memasuki puncaknya sekitar dua minggu lalu, jelasnya, ketinggian air yang merendam ruang kelas di sekolahnya mencapai 75 cm di atas lantai ruang kelas. "Bencana banjir kali ini lebih besar dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya," lanjutnya.

Selain masih membolehkan siswa berangkat ke sekolah dengan menggunakan sendal jepit, Paiman mengaku akibat banjir yang saat ini baru mulai surut, pihaknya juga harus memikirkan kerusakan di sejumlah bagian bangunan sekolah.

"Saat ini kita sudah mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah daerah untuk memperbaiki sejumlah bagian sekolah yang rusak. Selain karena banjir, terang Paiman, kerusakan di sekolahnya juga terjadi karena kondisi bangunan yang sudah cukup tua. "Sekolahnya ini merupakan bangunan tahun 1982," ungkapnya. Juk/ar ( Agus Purwanto )

0 komentar:

 
Terimakasih Atas kunjungan Anda, Semoga Semuanya Dapat Memberikan Manfaat Bagi Kita Semua