(Persembahan Untuk Para Sahabat)
Sahabat adalah dorongan ketika engkau hampir berhenti, petunjuk jalan ketika engkau tersesat, membiaskan senyuman sabar ketika engkau berduka, memapahmu saat engkau hampir tergelincir dan mengalungkan butir-butir mutiara doa pada dadamu...Ikhwan and akhwat...moga hati kita dipertautkan karena-Nya
Terimakasih Telah Menjadi Sahabat Dalam Hidup kami

rss

Kamis, 27 Maret 2008

Jalur Kabupaten Blora - Rembang sudah dibuka

REMBANG - BLORA - Mandor lapangan mitra kerja Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Pati, Saman Hudi, mengatakan perbaikan jalan Blora-Rembang yang longsor berat kini memasuki proses pelebaran dan pemadatan.
Dalam perencanaannya, ruas jalan bagian barat akan dilebarkan lima meter dari kondisi sekarang, sehingga pemadatan dilakukan secara maraton di titik-titik rawan ambles.

Menurut Saman Hudi, selain pemadatan dibuat pagar pengamannya dan memberi tanda lampu di empat titik dengan kemampuan masih separuh jalan.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Kepolisian Resor Blora AKP Yudhi Priantono, mengatakan lalu lintas semua jenis kendaraan lewat jalur Blora-Rembang sudah dibuka.
Kendaraan roda empat jenis truk sudah bisa lewat namun sopir harus tetap hati-hati, karena pemadatan belum maksimal antre satusatu dengan model buka tutup, jelasnya, Rabu (26/3) pagi tadi.
Perlu talud
Terpisah anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Blora, Suhada Hassan, mengusulkan agar Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Binas Marga tetap membuat talud di lokasi tanah longsor.
"Di lokasi itu, pada 2002 lalu sudah longsor. Penyebabnya talud tidak maksimal, agar tidak ambles lagi perlu dibuat talud yang lebih baik," katanya.
Ditambahkan Sekretaris Komisi C DPRD ini, sejauh ini dampak longsornya jalur Blora-Rembang mengakibatkan transportasi angkutan umum bus antarkota dalam provinsi (AKDP), tidak berjalan optimal. Para sopir bus baik dari Kota Blora dan Rembang terpaksa mengoper para penumpang di Desa Ngampel.
Untuk menuju pemberhentian bus baik dari Blora maupun Rembang, para penumpang harus berjalan sekitar 50 meter. Kondisi itu juga menyulitkan para pedagang yang membawa banyak barang dagangan.
Sutari (52), pedagang sayur dari Bulu, Rembang, mengaku harus menggunakan jasa buruh panggul/angkut untuk membawa barang-barang kulakan, sekali angkut bias Rp 2.000 sapai Rp 3.500.
"Padahal biaya transportasi Mantingan-Blora yang terpotong di Ngampel harus ada biaya tambahan kini menjadi Rp 4.000 sampai Rp 5.000, dari sebelumnya hanya Rp 3.000," ungkap Suryanti, bakul sembako asal Mantingan, Rembang. K-9/Ct
Wawasandigital

0 komentar:

 
Terimakasih Atas kunjungan Anda, Semoga Semuanya Dapat Memberikan Manfaat Bagi Kita Semua