TEMPAT yang dinamai galangan itu sangatlah sederhana. Atapnya terbuat dari janur yang disangga dengan bambu-bambu. Sedangkan dasarnya hanyalah pasir putih pantai. Di galangan yang berdekatan dengan kantor Kecamatan Sarang itu, Umam (32) nampak serius memeriksa kayu sepanjang tiga meter dengan ketebalan 10 sentimeter.
Sesekali dengan seutas benang, dia mengincar kesikuan kayu itu. Setelah dirasanya cukup siku, pria kelahiran Desa Karangmanggu, Kecamatan Sarang itu kemudian memanggil tiga orang rekannya. Matahari bersinar sangat terik ketika ke empat orang itu menaikkan kayu ke atas titian bambu setinggi kurang lebih dua setengah meter. Keringat deras membasahi kaus ke empat orang itu.
Butuh waktu sekitar 10 menit untuk mengangkat kayu itu hingga mencapai titian bambu. Setelah posisi kayu dirasakan pas, Umam kemudian memerintahkan ketiga rekannya untuk merekatkan kayu itu ke kerangka kapal dengan mengunakan sekrup besi.
Umam adalah salah satu dari segelintir ahli pembuat kapal Mini Sarang yang tersisa. Dia mengaku keahlian membuat kapal itu didapatkannya dari orang tuanya. ”Sejak kecil saya ikut orang tua yang juga membuat kapal. Lama kelamaan, saya bisa membuat kapal mini sarang sendiri,” jelasnya.
Tanpa Dempul
Untuk membuat kapal Mini Sarang, Umam mengaku masih menggunakan alat-alat dan cara-cara tradisional. Alat modern seperti gergaji ataupun pasah listrik, hanya sesekali saja dipergunakannya. ”Untuk membuat kapal seperti ini, saya juga tidak memakai sket. Semua saya kerjakan dengan menggunakan feeling dan alat-alat tradisional seperti benang dan penyiku,” terangnya.
Dia mengatakan, dalam pembuatan kapal mini sarang yang paling sulit adalah saat merekatkan kayu-kayu pada lambung kapal. Kayu-kayu itu harus dibuat dan direkatkan pada presisi yang tepat tanpa meninggalkan lubang sekecil apapun. ”Kapal mini sarang itu memiliki ciri khas tidak memakai dempul. Karena itu, setiap kayu yang direkatkan harus tepat tanpa ada celah atau lubang,” tutur Umam.
Meski tidak memakai dempul, dia mengatakan, kapal mini sarang buatannya bisa bertahan hingga puluhan tahun. ”Asalkan dengan perawatan yang sesuai, kapal seperti ini sangatlah kuat,” katanya.
Untuk membuat sebuah kapal dengan dibantu enam orang, katanya, membutuhkan waktu sekitar tiga hingga empat bulan. Setiap kapal, katanya, dihargai Rp 800.000.000. ”Harga itu sudah termasuk pemasangan mesin,” tegasnya. (Mulyanto Ari Wibowo-36)
Suaramerdeka
Browse » Home »
Ruang Pengetahuan
» Kapal Mini Sarang Tak Pakai Dempul
Kamis, 27 Maret 2008
Kapal Mini Sarang Tak Pakai Dempul
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar