Seorang teman tengah duduk sambil tak henti-hentinya menjentikkan jari-jarinya diantara deretan baris kata didepan layar mini di sebuah bangunan megah kota itu. Ya dia seolah tak menghiraukan setiap lalu lalang sepasang mata memandang kearahnya. Dia sedang sibuk, benar-benar sibuk mencurahkan setiap keping hatinya yang terserak dan terkoyak dalam belantara hati terkecewakan. Ya, dia benar-benar kecewa dengan seonggok daging yang bertulang yang benar-benar mampu membuat hati seorang teman yang kukenal tegar kini harus menelan setiap kepayahan karna terhempaskan gelombang cinta yang menggila.
Dalam kesibukanya dia rangkai nada-nada kekecewaan yang tiada tara...
just 4 my Brother, hidup ini akan selalu indah untuk kita tapaki, meskipun Allah tak pernah menjanjikan langit akan senantiasa biru, seluruh jalan hidup dipenuhi bunga-bunga. Allah tak menjadikan matahari tanpa mendung, kabut dan bahkan hujan badai. Tapi percayalah bahwa Allah memberikan kita kekuatan, cita-cita dan cinta untuk menjalani hidup dan kerja keras untuk selalu maju. Yakinlah, usai kabut matahari akan bersinar terang, kehidupan akan terjaga kembali...
Keep writing broth
Langganan:
Postingan (Atom)